LAPORAN KUNJUNGAN KE SENDRATARI RAMAYANA
Disusun Oleh :
Intan Ayuningtyas
X - A6
14
SMA N 7 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
Puji syukur saya
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih‐Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah
saya terima, serta petunjuk‐Nya sehingga memberikan
kemampuan dan kemudahan bagi saya dalam penyusunan karya tulis ini.
Didalam karya tulis ini
saya selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan,sebagai laporan
kunjungan Wisata Budaya ke Daerah Istimewa Yogyakarta dan Solo. Dimana
didalamnya saya sajikan beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya tempat –
tempat wisata yang ada di jogja yang indah dan menawan.
Saya menyadari bahwa
keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya tentang kota Yogyakarta dan Solo,
menjadikan keterbatasan saya pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam
tentang masalah ini,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Harapan saya, semoga
karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka
cakrawala berpikir kita tentang kota Yogyakarta dan Solo.
Akhir kata, saya
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan ini. Terutama kepada guru yang telah membimbing dalam penyusunan
karya tulis ini.
Semarang , Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................1
Daftar Isi.................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 3
A. Latar Belakang...............................................................................3
B. Tujuan Kunjungan.........................................................................3
C. Manfaat Kunjungan.......................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
BAB III PENUTUP....................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................6
B. Saran..............................................................................................6
LAMPIRAN...............................................................................................6
Daftar Isi.................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 3
A. Latar Belakang...............................................................................3
B. Tujuan Kunjungan.........................................................................3
C. Manfaat Kunjungan.......................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
BAB III PENUTUP....................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................6
B. Saran..............................................................................................6
LAMPIRAN...............................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kunjungan ke Sendratari Ramayana ini berhubungan
dengan wisata budaya yang diselenggarakan oleh sekolah saya, yaitu ke Solo - Yogyakarta.. Kunjungan ke Sendratari
Ramayana ini dilakukan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015. Selain didampingi
oleh guru dan walikelas 10, kunjungan ini juga didampingi oleh PPL yang sedang
bertugas di SMA N 7 Semarang. Pertunjukkan ini berlangsung selama 2 jam yaitu
dari pukul 19.30 – 21.30 , para murid dan guru serta PPL berada pada tempat
duduk disebelah kanan dan kiri panggung.
B. Tujuan Kunjungan
Tujuannya adalah untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan yang tidak maupun telah diajarkan di sekolah,mengetahui sejarah,
dan dapat mengetahui seluk beluk terjadinya suatu sejarah. Melihat dan mengamati secara langsung obyek wisata
sebagai sumber IPTEK. Menggali dan
mengumpulkan data sebagai bahan pelatihan menyusun kegiatan.
C. Manfaat Kunjungan
Manfaat dari kunjungan ke jogja sangat banyak antara
lain :
1.
menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
2.
mengetahui asal usul dari Candi Prambanan
3.
mempererat keakraban dengan teman satu sekolah.
4.
kebersamaan yang sangat erat dan kerjasama antar kelompok.
5.
menumbuhkan rasa cinta tanah air.
6.
menumbuhkan rasa cinta pada budaya sendiri.
7.
membuat kita menjadi lebih mandiri dan disiplin.
Dengan demikian diselenggarakannya kunjungan ke
jogja sangat bermanfaat
BAB II
PEMBAHASAN
Sendratari
Ramayana adalah seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan dan sulit
tertandingi. Pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian Jawa berupa tari,
drama dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan kisah
Ramayana, epos legendaris karya Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sanskerta.
Kisah
Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa dengan yang terpahat pada
Candi Prambanan. Seperti yang banyak diceritakan, cerita Ramayana yang terpahat
di candi Hindu tercantik mirip dengan cerita dalam tradisi lisan di India.
Jalan cerita yang panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empat lakon atau
babak, penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau
Rahwana, dan pertemuan kembali Rama-Sinta. Pertunjukan ini dilaksanakan pada
pukul 19.30 – 21.30 dan saya menonton pertunjukan ini pada hari Selasa, 20
Oktober 2015. Saya,teman – teman dan guru berada diposisi sebelah kanan dan
kiri panggung.
Seluruh
cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para penari
yang rupawan dengan diiringi musik gamelan. Saya diajak untuk benar-benar larut
dalam cerita dan mencermati setiap gerakan para penari untuk mengetahui jalan
cerita. Tak ada dialog yang terucap dari para penari, satu-satunya penutur
adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat lagu-lagu dalam bahasa Jawa
dengan suaranya yang khas.
Cerita
dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping
Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan
dengan petualangan Rama, Shinta dan adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di
Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki
Shinta karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah
lama dicarinya.
Untuk
menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang bernama
Marica menjadi Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta
Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali
sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti
agar Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil
diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna.
Di
akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok
kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak
mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan
kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena
raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun
akhirnya menerimanya kembali sebagai istri.
Anda
tak akan kecewa bila menikmati pertunjukan sempurna ini sebab tak hanya tarian
dan musik saja yang dipersiapkan. Pencahayaan disiapkan sedemikian rupa
sehingga tak hanya menjadi sinar yang bisu, tetapi mampu menggambarkan kejadian
tertentu dalam cerita. Begitu pula riasan pada tiap penari, tak hanya
mempercantik tetapi juga mampu menggambarkan watak tokoh yang diperankan
sehingga penonton dapat dengan mudah mengenali meski tak ada dialog.
Panggung terbuka
Candi Prambanan yang sebelumnya dibuat pada pertama kali pementasan tahun 1961
masih berada di dalam kompleks Candi Prambanan, sehingga kemudian dibuat
panggung terbuka baru yang berada di luar zona candi.Panggung terbuka yang baru
memiliki kapasitas 991 tempat duduk, terletak di sebelah barat kompleks Candi
Prambanan, di sebelah barat Kali Opak. Tribun penonton menghadap ke timur
sehingga ketiga candi utamam Candi Siwa, Candi Wisnu, dan Candi Brahma menjadi
latar belakang panggungPada malam hari candi akan disorot dengan lampu
berteganggan tinggi untuk menghasilkan efek latar yang megah. Pertunjukan
panggung terbuka hanya bisa diselenggarakan pada musim kemarau berkisar bulan
Mei – Oktober, pentas dimulai dari pukul 19.30 sampai 21.30 bergantung kondisi
cuacaGedung pertunjukan tertutup bernama Trimurti terletak di sebelah selatan
panggung tertutup, dapat menampung 300 sampai 400 penonton, Sendratari Ramayana
di gedung Trimurti disajikan dalam format cerita penuh dari sejak Rama
mengikuti sayembara sampai dengan pertemuan kembali Rama dengan Sinta.
Anda
juga tak hanya bisa menjumpai tarian saja, tetapi juga adegan menarik seperti
permainan bola api dan kelincahan penari berakrobat. Permainan bola api yang
menawan bisa dijumpai ketik Hanoman yang semula akan dibakar hidup-hidup justru
berhasil membakar kerajaan Alengkadiraja milik Rahwana. Sementara akrobat bisa
dijumpai ketika Hanoman berperang dengan para pengikut Rahwana. Permainan api
ketika Shinta hendak membakar diri juga menarik untuk disaksikan.
Karakterisasi
gerak tari Sendratari Ramayana Prambanan mengacu pada karakterisasi gerak pada
wayang orang. Awal perkembangan Sendratari Ramayana Prambanan didominasi gaya
tari Surakarta, sedikit teknik gerak tari gaya Yogyakarta yang mengisi namun
tetap lebih dominan gaya Surakarta. Pelaksanaan teknis serta penyajian gaya
Yogyakarta dan Surakarta agak berbeda, Gaya Surakarta lebih dekat dengan gaya
romantik, sedangkan gaya Surakarta lebih dekat dengan gaya klasik. Dominasi
gaya Surakarta pada awal perkembangan Sendratari Ramayana Prambanan disebabkan
koreografer yang ikut dalam proyek awal berasal dari Surakarta, salah satu
pimpinan proyek pementasan sendiri adalah GPH Soerio Hamidjojo yang merupakan
ahli tari dan karawitan di Surakarta. Selain itu salah satu pelatih adalah RT
Atmokesowo yang juga merupakan ahli tari di Surakarta.[Sejak tampilnya penari
muda dari Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Yogyakarta, perlahan pengaruh gaya
Yogyakarta dan daerah lain masuk ke dalam Sendratari tersebut. Hasilnya dapat
dikatakan saat ini di Jawa Tengah tedapat tiga gaya sendratari, yaitu gaya
Prambanan, gaya Surakarta, dan gaya Yogyakarta.
Sendratari
Ramayana Prambanan memiliki desain busana yang masih mengacu pada wayang wong
gaya Surakarta, namun lebih sederhana agar penari leluasa bergerak. Salah satu
contohnya atribut berupa hiasan kepala mengacu pada relief Ramayana di Candi
Prambanan. Tentara kera menggunakan cat untuk warna kulit. Warna merah baik
pada selendang atau sampur dan rias pada muka, dikenakan para raksasa atau
tokok-tokoh kasar. Rama pada pentas Sendratari Ramayana Prambanan mengenakan
dua macam pakaian. Pada episode pertama saat mengembara di hutan ia mengenakan
topong berwarna hitam menggambarkan rambut yang digelung ke atas, begitu pula
Laksmana. Pada episode kedua dan selanjutnya Rama memakai mahkota yang biasa
dikenakan seorang raja. Kain yang dikenakan sebagian besar menggunakan motif
batik parang, selain itu juga digunakan motif batik kawung.Penggunaan motif
batik parang masih mengacu ketentuan di istana, pada motif batik parang rusak
barong besar hanya dikenakan oleh raja, motif batik parang rusak gendreh yang
berukuran sedang dikenakan oleh para ksatria halus, sedangkan motif batik
parang rusak klithik dikenakan oleh para putri.Pada adegan Kumbakarna maju ke
medan perang, ia mengenakan kain putih yang disampirkan di pundaknya sebagai
lambang kesucian dan ksatria yang berbudi luhur, hal ini menggambarkan bahwa
Kumbakarna maju ke medan perang untuk membela negara Alengka, bukan untuk
Rahwana. Tata rias umumnya tidak banyak berbeda dengan riasan wayang orang,
riasan dianggap tidak banyak mempengaruhi gerak tari, gerak muka, dan mimik
dalam panggung terbuka yang berukuran besar, karena penonton yang duduk jauh
dari panggung sulit melihat mimik penari secara detail. Tata rias menentukan
penggambaran suatu tokoh, di Indonesia muka Rama dan Laksmana berwarna kuning
natural, sedangkan di Myanmar, Thailand, Kamboja, dan Malaysia muka Rama
berwarna hijau kebiru-biruan, untuk Laksmana berwarna kuning
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa yang ada di Jogja
sangat banyak terutama Sendratari Ramayana. Salah satu wisata yang melestarikan
budaya tradisional Yogyakarta. Cerita yang menarik, penari yang ahli, tata rias
dan tatanan lampu yang menarik membuat para penonton menyukainya.
B. Saran
-
Para generasi
mampu menjaga dan melestarikan budaya – budaya tradisional
-
Pengelola
memperbaiki fasilitas agar para pengunjung nyaman
-
Pengelola
menciptakan inovasi – inovasi baru untuk menambah minat para pengunjung
-
Ingin
mengunjungi candi Prambanan
-
Sebagai warga
negara yang baik seharusnya bisa melestarikan kekayaan budaya baik itu wisata
maupun sejarah bangsa. Agar tidak punah oleh waktu. Selain itu kita juga harus
bisa menjaganya agar tetap lestari dan berkembang
LAMPIRAN
Casinos Near Harrah's Casino & Spa in Murphy, New Jersey
BalasHapusFind the best 서산 출장마사지 Harrah's Casino & Spa 오산 출장안마 in Murphy, New 충주 출장마사지 Jersey. We offer a 김해 출장안마 large variety of table games, slots, 서울특별 출장마사지 bingo, live entertainment and much more.