Senin, 09 November 2015

Laporan Kunjungan ke Sendratari Ramayana



LAPORAN KUNJUNGAN KE SENDRATARI RAMAYANA



Disusun Oleh :
Intan Ayuningtyas
X - A6 
14


SMA N 7 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016



 KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasihNya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah saya terima, serta petunjukNya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi saya dalam penyusunan karya tulis ini.
Didalam karya tulis ini saya selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan,sebagai laporan kunjungan Wisata Budaya ke Daerah Istimewa Yogyakarta dan Solo. Dimana didalamnya saya sajikan beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya tempat – tempat wisata yang ada di jogja yang indah dan menawan.
Saya menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya tentang kota Yogyakarta dan Solo, menjadikan keterbatasan saya pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Harapan saya, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang kota Yogyakarta dan Solo.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan ini. Terutama kepada guru yang telah membimbing dalam penyusunan karya tulis ini.

Semarang , Oktober 2015

Penulis



DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................1
Daftar Isi.................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 3
         A.   Latar Belakang...............................................................................3
        B.   Tujuan Kunjungan.........................................................................3
        C.   Manfaat Kunjungan.......................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
BAB III PENUTUP....................................................................................6
        A.   Kesimpulan...................................................................................6
        B.   Saran..............................................................................................6
LAMPIRAN...............................................................................................6



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kunjungan ke Sendratari Ramayana ini berhubungan dengan wisata budaya yang diselenggarakan oleh sekolah saya, yaitu ke Solo - Yogyakarta.. Kunjungan ke Sendratari Ramayana ini dilakukan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015. Selain didampingi oleh guru dan walikelas 10, kunjungan ini juga didampingi oleh PPL yang sedang bertugas di SMA N 7 Semarang. Pertunjukkan ini berlangsung selama 2 jam yaitu dari pukul 19.30 – 21.30 , para murid dan guru serta PPL berada pada tempat duduk disebelah kanan dan kiri panggung.

B.     Tujuan Kunjungan
Tujuannya adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang tidak maupun telah diajarkan di sekolah,mengetahui sejarah, dan dapat mengetahui seluk beluk terjadinya suatu sejarah. Melihat dan mengamati secara langsung obyek wisata sebagai sumber IPTEK. Menggali dan mengumpulkan data sebagai bahan pelatihan menyusun kegiatan.
                                                        
C.     Manfaat Kunjungan
Manfaat dari kunjungan ke jogja sangat banyak antara lain  :
1.      menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
2.      mengetahui asal usul dari Candi Prambanan
3.      mempererat keakraban dengan teman satu sekolah.
4.      kebersamaan yang sangat erat dan kerjasama antar kelompok.
5.      menumbuhkan rasa cinta tanah air.
6.      menumbuhkan rasa cinta pada budaya sendiri.
7.      membuat kita menjadi lebih mandiri dan disiplin.
Dengan demikian diselenggarakannya kunjungan ke jogja sangat bermanfaat


BAB II
PEMBAHASAN
Sendratari Ramayana adalah seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan dan sulit tertandingi. Pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian Jawa berupa tari, drama dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan kisah Ramayana, epos legendaris karya Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sanskerta.
Kisah Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa dengan yang terpahat pada Candi Prambanan. Seperti yang banyak diceritakan, cerita Ramayana yang terpahat di candi Hindu tercantik mirip dengan cerita dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empat lakon atau babak, penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan pertemuan kembali Rama-Sinta. Pertunjukan ini dilaksanakan pada pukul 19.30 – 21.30 dan saya menonton pertunjukan ini pada hari Selasa, 20 Oktober 2015. Saya,teman – teman dan guru berada diposisi sebelah kanan dan kiri panggung.

Seluruh cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para penari yang rupawan dengan diiringi musik gamelan. Saya diajak untuk benar-benar larut dalam cerita dan mencermati setiap gerakan para penari untuk mengetahui jalan cerita. Tak ada dialog yang terucap dari para penari, satu-satunya penutur adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat lagu-lagu dalam bahasa Jawa dengan suaranya yang khas.
Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta dan adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki Shinta karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah lama dicarinya.
Untuk menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang bernama Marica menjadi Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna.
Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun akhirnya menerimanya kembali sebagai istri.
Anda tak akan kecewa bila menikmati pertunjukan sempurna ini sebab tak hanya tarian dan musik saja yang dipersiapkan. Pencahayaan disiapkan sedemikian rupa sehingga tak hanya menjadi sinar yang bisu, tetapi mampu menggambarkan kejadian tertentu dalam cerita. Begitu pula riasan pada tiap penari, tak hanya mempercantik tetapi juga mampu menggambarkan watak tokoh yang diperankan sehingga penonton dapat dengan mudah mengenali meski tak ada dialog.
 Panggung terbuka Candi Prambanan yang sebelumnya dibuat pada pertama kali pementasan tahun 1961 masih berada di dalam kompleks Candi Prambanan, sehingga kemudian dibuat panggung terbuka baru yang berada di luar zona candi.Panggung terbuka yang baru memiliki kapasitas 991 tempat duduk, terletak di sebelah barat kompleks Candi Prambanan, di sebelah barat Kali Opak. Tribun penonton menghadap ke timur sehingga ketiga candi utamam Candi Siwa, Candi Wisnu, dan Candi Brahma menjadi latar belakang panggungPada malam hari candi akan disorot dengan lampu berteganggan tinggi untuk menghasilkan efek latar yang megah. Pertunjukan panggung terbuka hanya bisa diselenggarakan pada musim kemarau berkisar bulan Mei – Oktober, pentas dimulai dari pukul 19.30 sampai 21.30 bergantung kondisi cuacaGedung pertunjukan tertutup bernama Trimurti terletak di sebelah selatan panggung tertutup, dapat menampung 300 sampai 400 penonton, Sendratari Ramayana di gedung Trimurti disajikan dalam format cerita penuh dari sejak Rama mengikuti sayembara sampai dengan pertemuan kembali Rama dengan Sinta.
Anda juga tak hanya bisa menjumpai tarian saja, tetapi juga adegan menarik seperti permainan bola api dan kelincahan penari berakrobat. Permainan bola api yang menawan bisa dijumpai ketik Hanoman yang semula akan dibakar hidup-hidup justru berhasil membakar kerajaan Alengkadiraja milik Rahwana. Sementara akrobat bisa dijumpai ketika Hanoman berperang dengan para pengikut Rahwana. Permainan api ketika Shinta hendak membakar diri juga menarik untuk disaksikan.
Karakterisasi gerak tari Sendratari Ramayana Prambanan mengacu pada karakterisasi gerak pada wayang orang. Awal perkembangan Sendratari Ramayana Prambanan didominasi gaya tari Surakarta, sedikit teknik gerak tari gaya Yogyakarta yang mengisi namun tetap lebih dominan gaya Surakarta. Pelaksanaan teknis serta penyajian gaya Yogyakarta dan Surakarta agak berbeda, Gaya Surakarta lebih dekat dengan gaya romantik, sedangkan gaya Surakarta lebih dekat dengan gaya klasik. Dominasi gaya Surakarta pada awal perkembangan Sendratari Ramayana Prambanan disebabkan koreografer yang ikut dalam proyek awal berasal dari Surakarta, salah satu pimpinan proyek pementasan sendiri adalah GPH Soerio Hamidjojo yang merupakan ahli tari dan karawitan di Surakarta. Selain itu salah satu pelatih adalah RT Atmokesowo yang juga merupakan ahli tari di Surakarta.[Sejak tampilnya penari muda dari Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Yogyakarta, perlahan pengaruh gaya Yogyakarta dan daerah lain masuk ke dalam Sendratari tersebut. Hasilnya dapat dikatakan saat ini di Jawa Tengah tedapat tiga gaya sendratari, yaitu gaya Prambanan, gaya Surakarta, dan gaya Yogyakarta.
Sendratari Ramayana Prambanan memiliki desain busana yang masih mengacu pada wayang wong gaya Surakarta, namun lebih sederhana agar penari leluasa bergerak. Salah satu contohnya atribut berupa hiasan kepala mengacu pada relief Ramayana di Candi Prambanan. Tentara kera menggunakan cat untuk warna kulit. Warna merah baik pada selendang atau sampur dan rias pada muka, dikenakan para raksasa atau tokok-tokoh kasar. Rama pada pentas Sendratari Ramayana Prambanan mengenakan dua macam pakaian. Pada episode pertama saat mengembara di hutan ia mengenakan topong berwarna hitam menggambarkan rambut yang digelung ke atas, begitu pula Laksmana. Pada episode kedua dan selanjutnya Rama memakai mahkota yang biasa dikenakan seorang raja. Kain yang dikenakan sebagian besar menggunakan motif batik parang, selain itu juga digunakan motif batik kawung.Penggunaan motif batik parang masih mengacu ketentuan di istana, pada motif batik parang rusak barong besar hanya dikenakan oleh raja, motif batik parang rusak gendreh yang berukuran sedang dikenakan oleh para ksatria halus, sedangkan motif batik parang rusak klithik dikenakan oleh para putri.Pada adegan Kumbakarna maju ke medan perang, ia mengenakan kain putih yang disampirkan di pundaknya sebagai lambang kesucian dan ksatria yang berbudi luhur, hal ini menggambarkan bahwa Kumbakarna maju ke medan perang untuk membela negara Alengka, bukan untuk Rahwana. Tata rias umumnya tidak banyak berbeda dengan riasan wayang orang, riasan dianggap tidak banyak mempengaruhi gerak tari, gerak muka, dan mimik dalam panggung terbuka yang berukuran besar, karena penonton yang duduk jauh dari panggung sulit melihat mimik penari secara detail. Tata rias menentukan penggambaran suatu tokoh, di Indonesia muka Rama dan Laksmana berwarna kuning natural, sedangkan di Myanmar, Thailand, Kamboja, dan Malaysia muka Rama berwarna hijau kebiru-biruan, untuk Laksmana berwarna kuning

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa yang ada di Jogja sangat banyak terutama Sendratari Ramayana. Salah satu wisata yang melestarikan budaya tradisional Yogyakarta. Cerita yang menarik, penari yang ahli, tata rias dan tatanan lampu yang menarik membuat para penonton menyukainya.
B.     Saran
-          Para generasi mampu menjaga dan melestarikan budaya – budaya tradisional
-          Pengelola memperbaiki fasilitas agar para pengunjung nyaman
-          Pengelola menciptakan inovasi – inovasi baru untuk menambah minat para pengunjung
-          Ingin mengunjungi candi Prambanan
-          Sebagai warga negara yang baik seharusnya bisa melestarikan kekayaan budaya baik itu wisata maupun sejarah bangsa. Agar tidak punah oleh waktu. Selain itu kita juga harus bisa menjaganya agar tetap lestari dan berkembang
LAMPIRAN



1 komentar:

  1. Casinos Near Harrah's Casino & Spa in Murphy, New Jersey
    Find the best 서산 출장마사지 Harrah's Casino & Spa 오산 출장안마 in Murphy, New 충주 출장마사지 Jersey. We offer a 김해 출장안마 large variety of table games, slots, 서울특별 출장마사지 bingo, live entertainment and much more.

    BalasHapus